Share |

5/31/2010

A Thousand Miles


Akhirnya hari ini aku akan melihatnya lagi. Setelah..9 bulan yang lalu terakhir kali aku pulang ke Salatiga untuk menghadiri pernikahan sahabatku Rini. Kemarin sore Oscar baru saja tiba dari Lampung dan langsung mencari tiket bus sore untuk ke Bali. Aku bisa membayangkan perjalanan panjang yang membosankan dan kelelahan karena udara bus yang ga sehat..fiuh. Aku HANYA akan melakukan perjalanan seperti itu dalam misi backpacking, lain tidak. Tapi Oscar melakukannya.

And I need you
And I miss you
And now I wonder....

If I could fall
Into the sky
Do you think time
Would pass me by
'Cause you know I'd walk
A thousand miles
If I could
Just see you
Tonight


Aku mencari-cari kepingan-kepingan kenangan yang tercecer dalam perjalanan kisahku dengan Oscar. Sepotong disana, dan sepotong disini, semua tercecer dalam memoriku. Tapi jangan tanya Oscar, dia akan menceritakan edisi hampir lengkap setiap momen yang kami alami, lengkap dengan tanggal kalo perlu. Dan hampir dalam setiap cerita itu, aku mengambil peran antagonis. Peran-peran sadis sebagai cewek yang angkuh, sinis, dan rela meninggalkan orang yang menyayanginya kapan saja dia mau. Sampai sekarang aku masih sering meringis sendiri setiap kali Oscar menceritakan kisah "Inget Waktu Itu Ngga?". Intinya Oscar tidak pernah bermaksud menyakiti dengan bercerita ulang, dia hanya sekedar bercerita ringan karena dia masih hafal dan seringnya aku tidak. Tapi aku yang digerogoti rasa bersalah sampai rasanya ga ingin mendengar lagi. Aku tidak tahan menghadapi kenyataan bahwa aku separah itu. Setiap momen bercerita itu, aku pengecut. Aku ingin lari rasanya..

Dan saat duduk di pantry kantor sendiri, aku melihat bayanganku di kaca, sedang tersenyum. Kami janjian akan bertemu di kantorku waktu jam makan siang. Dan ini 2 jam sebelumnya, aku sudah menunggu. Apa ini? salah tingkah? Andai aku bisa denial dan bilang ini bukan salah tingkah tapi sesuatu yang normal bla bla bla bullshit. Tiga tahun lebih, kami hanya berteman, dan kali ini aku akan melihatnya dengan cara berbeda. Tahun lalu pun dia datang sebagai teman. Kali ini dia datang sebagai kekasih. Dan aku menangkap basah diriku sudah menunggu bahkan 2 jam sebelumnya. Aku mengambil handphone. Mencari namanya di Log Menu, easy to find karena hanya dia yang kutelepon dalam 1x24 jam terakhir. Setelah miss call kedua aku berhenti mencoba. Dia tidak mengangkat teleponku..

5/30/2010

Tender Heart


Dan hujan datang lagi semalam. Kali ini tidak tanggung tanggung. Semalam suntuk menyiram Bali setelah seharian dihinggapi mendung dan sedikit pelangi. Aku berjalan sendirian di gang-gang Poppies. Earphone Ipodku menempel terus melewati gang kecil, jalan becek, dan orang lalu lalang. Sekalian biar tidak ada pedagang kerajinan Bali memanggil, atau bule-bule lecek yang ngebut dengan rack surfboard disamping motor mengganggu perjalananku, atau sekedar cowo-cowo Bali yang menggoda.

Shuffle songs mode di Ipod memutar lagu itu. Tender Heart, Lionel Richie.
Every night and every day
My heart feels the pain
I wake up to the thought of you
And i call your name


Lanang. Bukan. Bukan Lanang. Aku terkesiap. Bule itu mirip Lanang. Dan aku memandangnya rindu. Ya, sedikit. Angin hujan bertiup di gang kecil begini, di tengah hangatnya tubuh orang-orang yang bersliweran. Mendinginkan sedikit badanku yang memanas karena darah yang mengalir deras sesaat tadi. Aku spontan merasa bersalah. Mengingat Oscar. Oscarku. Oscar sedang dalam perjalanan dari Lampung menuju Jawa dan akan melanjutkan perjalanannya ke Bali, untukku. Dan aku malah berkutat dengan rindu sesaatku pada Lanang. ARGH!

Lanang masih menolak untuk berkomunikasi denganku. Dan kalau itu yang dia butuhkan untuk melanjutkan hidupnya dengan baik baik saja tanpaku, ya dengan terpaksa aku merelakan komunikasi yang hilang ini. Aku hanya tahu lewat teman-temannya, bahwa dia sedang berusaha untuk bangkit lagi. Sepertinya dia menenggelamkan dirinya dalam seabrek kegiatan sosialnya. Que sera sera, Lanang..

We don't stand a chance
In this wild romance my tender heart
Maybe it's wiser to walk away and love again
With my tender heart


P.S Oscar, jika kamu baca tulisan ini. Aku harap kamu mengerti, dan ngga mencernanya dengan salah. It's always been you... with love, Fla.

5/12/2010

duduk diam


Sudah 2 jam aku duduk disini. Di warnet depan kos Marshall. Ga jelas juga sih, buka-tutup facebook, chat on facebook, googling si Melisa cilik, penyanyi cilik yang menemani hari-hari masa kecilku. oh ya, skype-ing juga sama si Soul Brother, Panji. Miss him a lot for sure. He looked funny with his new glasses.

Tapi, after all...nongkrong ga jelas. Marshall and friends are out for dinner i guess. And i'm here..all alone. si Oscar barusan misscalled. Must be a sign for me to call him back. He's my boyfriend now. Yea, a lil bit surprising, after all the fights, all the tears, rejecting moments. I give up. I can't lose him. I am afraid of commitment..that's for sure. But in this case, probably could be more disguise if he's not here, close to me.

Sekarang Oscar legally my brondong. Dia cuma tertawa waktu baca statusku di facebook menyebutnya si Brondong. Surprising everyone, my best friend, my friends, probably my enemies and ex-es also. Yang jelas, hubunganku yang baru berimbas pada hubunganku dengan Lanang. Tanpa kabar, tanpa permisi, aku dihapus dari friendlist di facebook (in this new kind of social rules, being rejected from someone's friendlist is a big thing, don't ask me why..). Tried to call and message him, but no reply back. Oscar dan Panji mengkopi paste status-status Lanang yang tidak lagi bisa kubaca, dan semua tentang kekecewaan. Tidak langsung mengarah juga, tapi jelas. Apa iya aku yang merusak ini? Atau sebenarnya keputusan pribadinya untuk menyingkir dan kebetulan pada momen yanbg sama aku jadian sama Oscar.

"Kamu gak akan tau kecuali kamu hipnotis dia. Dia gak akan pernah bilang alasannya. Percaya deh...", Marshall menjelaskan waktu aku curhat.

Aku cuma duduk diam. Terpaku pada layar monitor. Berharap badai pikiran datang lagi dan membantuku melewatkan momen berantakan ini, menggantinya dengan badai pikiran yang mengacaukan fokusku pada Lanang.

5/05/2010

[to whom it may concern] == a notes from my soul brother Panji (copied from his Facebook)


diawali dengan bernafas.

tulisan ini tentang rasa.
banyak orang bilang tentang 'cinta tak harus meiliki'. gw dulu mikir ini bullshit..tai banteng..munafik dll dsb. logikanya, hati gak bisa bohong. kata itu cuma lip service aja. berusaha sok kuat padahal gak. gw mikir, yang ngebuat itu sangat tolol.

dan sekarang, gw siap ngejilat semua ludah yang udah gw kluarain. [SSSLLLUURRRPPP...!!]
karena gw baru sadar sekarang, gw ngerasa seperti itu...dan mungkin lebih jauh dari itu.

Fla
gw ngrasain rasa ini. gw sayang dia. gw cinta dia. gw.......[silahkan jabarkan sendiri perasaan ini]. ini tak terkatakan. lebih dari yang kalian tau.
gw pernah mencintai seseorang sebelumnya. beberapa kali dan remuk di akhirnya. tapi sekarang perasaan ini baru sekarang gw sadarin padahal udah dari dulu.
kita gak pernah pacaran. kita sangat jarang sekali gandengan tangan [apa mungkin gak pernah], hanya kening dan pipi aja gw pernah nyium dia [dengan rasa hormat, bukan lust].
kita hanya saling memeluk, tertawa, berdebat dan sering kali berkelahi mulut yang akhirnya tertawa dan kembali berpelukan. melakukan hal2 bodoh, mengadu botol bir dan melewatkan malam di Kuta saat pertama menginjak Bali dan menemani sampai pagi, berjalan kaki entah kemana, menungguinya pulang dari kantor seharian di teras depan kamar kos'nya di Nusa Dua sambil membaca puluhan komik dari temen kos'nya, nongkrongin Saharadja yang saat itu masih di Obsesion dan lebih banyak lagi cara kita melewatkan segala hal.....terlalu banyak.....

tapi rasa ini gak akan pernah ingin memiliki. gw hanya mencintainya dan menyayanginya...sepenuhnya...seluruhnya.......
tak ada rasa cemburu sama sekali. secuil pun tidak. gak akan gw habiskan pikiran kayak gitu buat protes tentang dengan siapa dia jalan, bergandengan tangan, berciuman, ato segala hal2 romantis laennya.
tidak ada rasa takut atau mencoba melarangnya melakukan suatu hal. bukannya gw gak peduli, tapi gw percaya...sangat percaya...dia sangat hebat untuk hal satu ini...untuk dipercaya....
tapi yakinlah, walo sekarang dia di Bali dan gw di Jakarta. gw berkali kali lipat lbh kawatir klo dia ada apa2.

komunikasi kita gak seperti orang pacaran yang lancar tiap harinya. rasa kangen pun datang cuma sekali dua kali dalam waktu tertentu. tapi yakinlah, saat itu tiba gw akan ngerasa berkali lipat dan berkuadrat dikali puluhan juta.

gw hanya percaya, dia akan ada buat gw, kapan pun. dan sebaliknya, gw akan ada untuknya selama apapun yg dia butuhkan.

perasaan gw ini, sekarang bakal ngehajar dan gw injek2 kata2 tentang 'cinta itu pengorbanan'. karena yang gw rasain sekarang adalah cinta yang membebaskan. yang gak mengikat, rasa yang seperti melompat jauh tanpa jatuh, melayang tanpa tanpa menjejak tanah. hanya mencintainya tak lebih dan tak kurang. gw akan bisa tersenyum, tertawa dan lebih bahagia darinya kalo dia menemukan teman hidupnya. tanpa ada rasa luka, sakit dan memang tidak ada.

[maaf..terlalu banyak distraksi..semua yang mau gw tulis kepecah2...acara TV di warnet..kerjaan di kantor...PV chat YM...KEPITING..!! X( ]


Love You My Soul Sister


to be continued for lill bit more....must find my words again.....

P.S : silahkan di tag klo mau ditambahin... :)

Love You My Soul Sister

5/03/2010

Pathetic!


Dunia ini kacau, emang bener. kebolak balik cepet bgt, seperti membalik telapak tangan. berarti luas dunia ini sebesar telapak tangan Tuhan. kemarin begini, sekarang 180 degrees berbeda. KEJAM, GA ADIL, PATHETIC.

Gw kudu mengumpat. Gw ga terima dengan lapang dada. Apa ya ini salah? ato itu salah...Mungkin gw aja yang ga siap. Ya, gw ga siap ngadepin perubahan sikap mereka. Oscar pertama, Kolonel menyusul. Kompak amat yak! Tapi kok ya mendadak begitu. Ga ada angin ga ada hujan, tengah malam gw dibangunin dengan sms minta hubungan ini disudahin aja. Nah, sekarang jadi dilema. Hubungan yang mana? Gw ga pernah mengikat komitmen dengan Oscar.. Tapi dia minta hubungan ini disudahin. gw rasa hubungan teman ga bisa diputusin. oke, Teman Tapi Mesra gw.

" Percuma kita nglanjutin hubungan yang berbeda tujuan kaya gini, Fla. Kamu kemanaaa, aku kemana. Aku berat banget harus nanggung keinginan untuk milikin kamu. Sedangkan kamu, kamu selalu tersakiti dengan tujuanku. Kamu terkekang. Jadi lebih baik kita sampai disini saja."

" Kenapa ini harus dibahas lagi sih? Aku bener-bener ga ngerti kamu deh. kenapa jadi sentimentil begini."

"Aku lama banget nunggu kamu, Fla. Tapi di lain sisi, aku juga uda terlambat jauh banget dari kamu. Aku ga bisa ngejar kamu. Kamu berlari dan terus berlari dengan hidupmu yang bebas."

Dan gw diam. cuma itu. Mencerna sampai pohon berpikir gw kusut pun, gw masih bingung. Dalam hati gw mengiakan. Gw ga pernah terima cinta Oscar. Ribuan alasan. Gw seorang pemikir, jadi setiap alasan gw ga bisa nerima dia gw jabarin satu-satu. Tapi di sisi lain gw ga bisa kehilangan dia, sisi itu selalu mencari celah pembelaan or excuses. Mungkin daftar yang ini bisa dihapus, mungkin yang itu bisa diperbaiki..humm..CUKUP.

Gw mengumpat. Gw upset. tapi seperti yang sudah sering terjadi, lagi-lagi berakhir kosong. diam. tidak ada keputusan - ato lebih tepatnya gw biarkan Oscar menjalankan keputusannya dan gw tetap pada keras kepala gw yang ga menyetujui keputusannya. Jadi endingya nol. zero. Kaya nonton film serial yang ternyata tidak dilanjutkan penayangannya, padahal lagi klimaks. Tidak ada anti klimaks disini.

Lain lagi dengan Kolonel....*bagaimana menjabarkannya ya.. >.<
Kolonel yang mantanku itu. Setelah obrolan di telepon itu, entah gw sadar ato ga, kami ga ngobrol lagi. Kami jarang komunikasi lagi. Gw ga mikir negatif, ya secara sama-sama punya urusan masing-masing, kata curiga ga kepake disini. Dan ingat, kami berteman baik.....

Sampai di satu momentum jarum jatuh saat gw buka profil facebooknya. OK, take a deeeeepp breath..

Status : In a Relationship

*kucek-kucek mata, baca sekali lagi

Status : In a Relationship

FINE.

FINE.

NO WAY. HE NEVER TOLD ME BEFORE.

What the F*ck happened to HONESTY...

Have I told you one time in the night he called me and said "i still miss you, and i keep thinking of you after all". Kata-kata itu ga ada maknanya memang. Tidak juga dimaknai sebagai tanda memulai sesuatu yang baru diantara kami. Kami ga "teklek kecemplung kalen, timbang golek mending balen", ga. Semua emang hanya bermakna kejujuran. Dan itu landasan kami untuk tetap bertahan melewati badai hubungan-mantan. Seharusnya Kolonel tau itu. Ya dia tau itu. Tapi yang terjadi adalah dia ga jujur kali ini. Ga seperti dulu.

Gw mengkonfirmasi kebenaran. Dan dia cuma bilang maaf. Dia berusaha untuk bilang tapi ga tau caranya. Akhirnya hanya membiarkan sampai gw tau sendiri. Dan itu ga adil. itu Pathetic! Dan detik itu gw benci dia. Ga juga benci yang lebay gitu sih. Tapi gw upset. Dan terhapuslah sang Kolonel dari Friendlist gw. Nasib sang Kolonel berakhir tragis. Sesekali dia masih menyapa via YM, but... he got no reply back. He tried to text me, but....He got no reply.

Let me cooling down from this misery. Leave me alone you guys..