Share |

5/03/2010

Pathetic!


Dunia ini kacau, emang bener. kebolak balik cepet bgt, seperti membalik telapak tangan. berarti luas dunia ini sebesar telapak tangan Tuhan. kemarin begini, sekarang 180 degrees berbeda. KEJAM, GA ADIL, PATHETIC.

Gw kudu mengumpat. Gw ga terima dengan lapang dada. Apa ya ini salah? ato itu salah...Mungkin gw aja yang ga siap. Ya, gw ga siap ngadepin perubahan sikap mereka. Oscar pertama, Kolonel menyusul. Kompak amat yak! Tapi kok ya mendadak begitu. Ga ada angin ga ada hujan, tengah malam gw dibangunin dengan sms minta hubungan ini disudahin aja. Nah, sekarang jadi dilema. Hubungan yang mana? Gw ga pernah mengikat komitmen dengan Oscar.. Tapi dia minta hubungan ini disudahin. gw rasa hubungan teman ga bisa diputusin. oke, Teman Tapi Mesra gw.

" Percuma kita nglanjutin hubungan yang berbeda tujuan kaya gini, Fla. Kamu kemanaaa, aku kemana. Aku berat banget harus nanggung keinginan untuk milikin kamu. Sedangkan kamu, kamu selalu tersakiti dengan tujuanku. Kamu terkekang. Jadi lebih baik kita sampai disini saja."

" Kenapa ini harus dibahas lagi sih? Aku bener-bener ga ngerti kamu deh. kenapa jadi sentimentil begini."

"Aku lama banget nunggu kamu, Fla. Tapi di lain sisi, aku juga uda terlambat jauh banget dari kamu. Aku ga bisa ngejar kamu. Kamu berlari dan terus berlari dengan hidupmu yang bebas."

Dan gw diam. cuma itu. Mencerna sampai pohon berpikir gw kusut pun, gw masih bingung. Dalam hati gw mengiakan. Gw ga pernah terima cinta Oscar. Ribuan alasan. Gw seorang pemikir, jadi setiap alasan gw ga bisa nerima dia gw jabarin satu-satu. Tapi di sisi lain gw ga bisa kehilangan dia, sisi itu selalu mencari celah pembelaan or excuses. Mungkin daftar yang ini bisa dihapus, mungkin yang itu bisa diperbaiki..humm..CUKUP.

Gw mengumpat. Gw upset. tapi seperti yang sudah sering terjadi, lagi-lagi berakhir kosong. diam. tidak ada keputusan - ato lebih tepatnya gw biarkan Oscar menjalankan keputusannya dan gw tetap pada keras kepala gw yang ga menyetujui keputusannya. Jadi endingya nol. zero. Kaya nonton film serial yang ternyata tidak dilanjutkan penayangannya, padahal lagi klimaks. Tidak ada anti klimaks disini.

Lain lagi dengan Kolonel....*bagaimana menjabarkannya ya.. >.<
Kolonel yang mantanku itu. Setelah obrolan di telepon itu, entah gw sadar ato ga, kami ga ngobrol lagi. Kami jarang komunikasi lagi. Gw ga mikir negatif, ya secara sama-sama punya urusan masing-masing, kata curiga ga kepake disini. Dan ingat, kami berteman baik.....

Sampai di satu momentum jarum jatuh saat gw buka profil facebooknya. OK, take a deeeeepp breath..

Status : In a Relationship

*kucek-kucek mata, baca sekali lagi

Status : In a Relationship

FINE.

FINE.

NO WAY. HE NEVER TOLD ME BEFORE.

What the F*ck happened to HONESTY...

Have I told you one time in the night he called me and said "i still miss you, and i keep thinking of you after all". Kata-kata itu ga ada maknanya memang. Tidak juga dimaknai sebagai tanda memulai sesuatu yang baru diantara kami. Kami ga "teklek kecemplung kalen, timbang golek mending balen", ga. Semua emang hanya bermakna kejujuran. Dan itu landasan kami untuk tetap bertahan melewati badai hubungan-mantan. Seharusnya Kolonel tau itu. Ya dia tau itu. Tapi yang terjadi adalah dia ga jujur kali ini. Ga seperti dulu.

Gw mengkonfirmasi kebenaran. Dan dia cuma bilang maaf. Dia berusaha untuk bilang tapi ga tau caranya. Akhirnya hanya membiarkan sampai gw tau sendiri. Dan itu ga adil. itu Pathetic! Dan detik itu gw benci dia. Ga juga benci yang lebay gitu sih. Tapi gw upset. Dan terhapuslah sang Kolonel dari Friendlist gw. Nasib sang Kolonel berakhir tragis. Sesekali dia masih menyapa via YM, but... he got no reply back. He tried to text me, but....He got no reply.

Let me cooling down from this misery. Leave me alone you guys..

No comments:

Post a Comment